![]() |
Olly Dondokambey serahkankan pedoman TPID pada para tim inflasi.(mardi/telegrafnews) |
TELEGRAF- Masuknya Bali dan Gorontalo sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terbaik di Kawasan Timur Indonesia (KTI), menjadi cambuk keras bagi Sulawesi Utara (Sulut) yang tak bisa dihindari.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey, menyampaikan kepada seluruh ketua TPID di Sulut, agar tahun depan TPID Sulut bisa menjadi yang terbaik di KTI, dan jika perlu, terbaik di Indonesia.
“TPID harus menjadikan Sulut sebagai yang terbaik 2017 mendatang, mengingat inflasi kita sampai dengan September 2016 sangat menggembirakan, berada di 2,28% YoY atau terbaik dan terendah di Indonesia,” ujar Olly, pada telegrafnews.co, Selasa, (25/10) 2016.
Jadi untuk menjadi yang terbaik, kata Olly, di Indonesia 2017 mendatang kenapa tidak. Tidak ada yang mustahil asalakan ada keinginan dan tekad yang kuat. Karenanya diingatkan pada pemerintah daerah dan TPID, harus melihat kondisi daerah penyebab sebelum inflasi membengkak.
Sasaran inflasi di Sulut tak lepas dari sembilan bahan pokok (bapok), sementara sandang pengaruhnya tidak seberapa. Rata-rata inflasi terjadi saat hari-hari besar keagamaan, penutupan tahun, dan kurangnya produksi dari berbagai sektor.
“Untuk itu, pemerintah daerah harus pintar-pintar melihat apa yang akan mempengaruhi inflasi di daerahnya masing-masing,” imbuh Olly.
Jika salah satu komposisi sembako, kata Olly, kurang. Maka harus segera diadakan, baik dari dalam maupun dari luar Sulut. Ini semua harus diantisipasi sebelum bergejolak.
“Jika perlu misalkan tekstil yang kurang, kami akan meminta langsung dari China, jika itu yang kurang. Demikian dengan yang lainnya,” ungkap Olly.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulut Peter Jacobs mengatakan, langkah-langkah mengendalikan inflasi pihaknya sudah menyusun dengan matang. Baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk jangka pendek (2016-2017) ada 6 poin yang harus dilakukan TPID; mendorong peningkatan produksi bahan pangan, mensukseskan gerakan rica rumah, inisiasi pembangunan gudang produksi, mengkomunikasikan pada publik tentang kondisi dan prognosa pangan pokok, melaksanakan sidak dan operasi pasar, serta melakukan review kebijakan/ketentuan tarif angkutan dalam kota.
Sementara untuk jangka panjang (2018-2019) ada 5 poin; peningkatan produksi pangan, percepatan penyelesaian infrastruktur, melakukan sinkronisasi rencana tata ruang, peningkatan alokasi APBN dan ABD untuk peningkatan pangan dan stabilitas harga, serta mendorong terealisasinya BUMD pangan daerah.
“Secara garis besar, itu dua cara kami untuk mengendalikan inflasi,” ujar Peter.
Dalam Roadmap TPID tersebut, kata Peter, sudah dibahas bersama ketua TPID Sulut dan ketua TPID se kabupaten/kota dalam rapat koordinasi TPID Sulut, belum lama ini.
Peter yakin, dengan pencapaian inflasi 2016 yang terkendali dan sinergitas yang semakin baik, percaya bahwa TPID Sulut mampu menjadi yang terdepan di KTI, bahkan tingkat nasional.
“Tentunya jika hal ini tercapai, akan semakin meningkatkan eksistensi dan nama baim Sulut di kancah nasional,” pungkas Peter. (mardi)
Tidak ada komentar