![]() |
Peter Jacobs. (mardi/telegrafnews) |
TELEGRAF- Keinginan Sulawesi Utara (Sulut) untuk mencatatkan rekor inflasi terendah di Indonesia, sepertinya bakal terkabulkan.
Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut. Pada bulan Oktober 2016, inflasi Sulut yang diwakili Kota Manado tercatat sebesar 0,01% (mtm).
Secara tahunan, inflasi Sulut pada bulan Oktober 2016 tercatat sebesar 0,78% (yoy). Angka realisasi tersebut relatif lebih rendah dari prakiraan BI sebelumnya, dipengaruhi faktor koreksi harga bawang merah dan lanjutan koreksi harga tomat sayur yang lebih tinggi dari prakiraan.
Secara tahun kalender, inflasi Sulut sampai dengan Oktober 2016 tercatat sebesar -0,93% (ytd) atau merupakan salah satu yang terendah dibandingkan Provinsi lain di Kawasan Timur Indonesia (KTI) bahkan Nasional.
“Inflasi tahunan kita hingga posisi Oktober kemarin, terendah di KTI bahkan secara nasional,” ujar Kepala Kantor BI Sulut Peter Jacobs melalui pesan tertulisnya pada telgrafnews.co, Rabu (2/11) 2016.
Lanjutnya, secara tahunan lagi, inflasi Sulut saat ini juga telah berada di bawah level inflasi Nasional yang sebesar 3,31% (yoy).
“Inflasi pada Oktober dipengaruhi oleh tekanan pada kelompok inti dan dan kelompok administered prices,” jelas Peter.
Sementara itu, kelompok volatile food menjadi faktor penahan laju inflasi di bulan laporan.
Secara khusus, inflasi pada Oktober didorong oleh kenaikkan harga pada komoditas tarif listrik, beras, cabai rawit dan angkutan udara.
Namun secara keseluruhan, peningkatan harga tersebut tertahan oleh koreksi harga bawang merah yang cukup dalam seiring lancarnya pasokan, serta koreksi beberapa komoditas pangan lainnya seperti tomat sayur, bawang putih, anggur, wortel, dan daging ayam ras.
“BI memandang positif terkendalinya inflasi pada Oktober 2016. Hal ini semakin meningkatkan keyakinan bahwa tingkat inflasi pada akhir tahun 2016 akan berada di level aman dan lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” pungkas Peter. (mardi)
Tidak ada komentar