Senin 24 Maret 2025 di sampaikan oleh Ketua SMIT Mesak Habari, bahwa pada pukul 13.30 WIB kami bersama para buruh/pekerja bergerak dari Tugu Proklamasi menuju Kantor Pusat PT. NUsa Halmahera Minerals (PT. NHM) dengan menggunakan satu satu mobil komando (mokom), satu mobil kopaja dan beberapa kendaraan roda dua (motor).
Alhasil, tiba lebih dulu mobil komando dan beberapa motor. Sunggu miris tindakan premanisme yang di pertontonkan oleh pihak kantor PT. NHM. Menurut salah satu masa aksi yang berada di mokom, kurang lebih 50 meter dari kantor PT. NHM mereka sudah di serang dengan cara- cara premanisme. Mulai dari memukul, merusak sound sistem, mengambil bendera, spanduk dan melakukan pelemparan batu yang sungguh dasyat.
Setelah kejadian itu, karna supir mokom sudah ketakutan langsung kami bergegas lari.Mesak menyambungkan, kami kaget kawan-kawan yang berada di mobil komando melakukan panggilan telfon bahwa mereka di serang kelompok preman yang kurang lebih 30 an orang.
Ironisnya, setelah di telusuri beberapa video pendek, kelompok preman itu adalah “TIGA SERIKAT PEKERJA” yang berada di PT. NHM. Setelah itu, kami yang berada di mobil kopaja tiba di lokasi dan di hadang oleh Polisi yang jumlahnya lima kali lipat dari kita.
“Tuhan belum mengijinkan kita hadap-hadapan langsung dengan para serikat yang meninggalkan anggotanya untuk menghamba pada bos” kalau tidak, saya tidak tau apa yang terjadi, karna saya dan teman-teman pekerja/buruh kenal betul mereka yang melakukan pemukulan itu. Tegas Mesak.
Lanjut Mesak, kurang lebih satu jam, kami di hadang dan penuh perdebatan dengan pihak polisi, pukul 16:13 WIB kami menuju kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Dan kami di terima untuk berdiskusi serta memasukan laporan kezoliman perusahan dan serikat pekerja terhadap buruh/pekerja PT. NHM.
Eca nama sapaan akrab Mesak Habari, menegaskan agar pihak Pemerintah tidak boleh diam dengan perusahan yang merusak tatanan hidup masyarakat. Sudah tidak membayar upah para buruh/pekerja mala mengadu domba sesama pekerja.
” Ini adalah cara-cara kolonial, SMIT akan terus bersama para buruh/pekerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka,”.tutup Eca.
Tidak ada komentar