 |
Agung Shalihin (ist) |
TELEGRAF-Kendati Basuki Tjahaja Purnama telah meminta “maaf” atas ucapannya pada kunjungannya di Pulau Seribu yang membuat gaduh umat beragama soal surat Al-Maidah ayat 51 sepertinya masih berbuntut panjang.
Hal ini terbukti pada acara bergengsi seperti Indonesia Lawyer Club di TV One di Jakarta, Selasa (11/10) 2016, yang menampilkan beberapa komentar pedas dari beberapa ulama dan politisi.
Namun hal ini menjadi viral di sosial media lantaran ucapan Nusron Wahid yang tergolong melawan dan membangkan keputusan para Ulama.
Ucapan Nusron kemudian menjadi ramai di sosial media dengan menampilkan video yang telah diedit kemudian dipertontonkan dengan tangisan salah satu ulama MUI dan Ustadz Yusuf Mansur.
“Yang paling tau tentang apa yang disampaikan Ahok di Pulau Seribu, ya Ahok. Bukan Orang lain,” ucap Nusron di ILC, Jakarta, Selasa (11/10) 2016.
Kendati demikian, ucapan politisi Golkar itu dibenarkan oleh Agung Shalihin, Ketua Umum Paramasophia. Agung mengatakan Nusron Wahid telah tepat, bahwa ulama yang tugas utamannya mengayomi umat mestinya tidak mengeluarkan stetament yang berpotensi memecah belah umat.
“Menurut saya apa yang dikatakan oleh Nusron di ILC sudah tepat, bahwa ulama yang tugas utamanya mengayomi umat, dalam hal ini adalah masyarakat agama yang hidup bersama dalam sebuah bingkai negara bangsa, mengapa harus mengeluarkan sebuah keputusan yang justru berpotensi memecah belah keharmonisan hubungan antar umat beragama yang sudah dibangun lama,” pungkas Agung Shalihin pada saat dikonfirmasi lewat Whats’up pribadi miliknya di Jakarta, Kamis (13/10) 2016.
Ketika ditanya apa yang melandasinya dan dari kacamata dia melihatnya, Agung yang juga merupakan peneliti di Madjid Politika ini menerangkan bahwa kalau kita melirik peristiwa-peristiwa belakangan ini, keputusan-keputusan yang biasanya mengatasnamakan agama terkait penistaan agama dengan secara langsung, apakah menyelesaikan masalah?
“Lah wong buktinya sampe saat ini saja Ahmadiyah misalnya, atau Syiah masih sering diobok-obok. Jadi dengan keputusan yang demikian, yang katanya untuk meredam kekerasan horizontal, justru yang terjadi sebaliknya. Karena fatwa itu malah jadi Justifikasi mereka untuk melakukan hal-hal impulsif tersebut secara legal,” lanjut agung.
Nusron Wahid sebelumnya ditunjuk sebagai ketua timses pemenangan Ahok-Djarot, dia diberhentikan karena saat ini masih menjabat sebagai pejabat Negara. Meski demikian Nusron masih dipercayakan untuk memberikan klarifikasi atas komentar-komentar Ahok. (amie)
Tidak ada komentar