Refleksi Hari Pangan Dunia (selesai) : Pemerintah Wajib Optimalkan Pangan Lokal Alternatif

FOX News
16 Okt 2016 15:37
2 menit membaca
Mahyudin Rumata, Ketua PB HMI Bidang Pertanian (ist)
TELEGRAF- Perubahan iklim berdampak pada kerawanan pangan, penurunan produksi makanan, musibah kelaparan, rendahnya produktivitas petani menghasilkan beras, sebagai kebutuhan utama masyarakat.
Komsumsi beras orang Indonesia. Perorang pertahunnya mencapai angka 130-140 kg, berbeda dengan negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Thailand, tingkat konsumsi beras dua negara ini hanya berkisar 65-70 kg. 

 

Kondisi ini menunjukan ketergantungan penduduk Indonesia pada beras sangat besar. Ini harusnyamenjadi catatan pemerintah, bahwa potensi pangan lain selain beras penting untuk diolah sebagai bahan substitusi beras. Potensi pangan di sektor kelautan dan pangan lokal (sagu, ubi-ubian dll) kiranya menjadi solusi mengatasi terjadinya kelangkaan pangan terutama beras.
Menengok trend volume impor beras secara komulatif mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir. Upaya mencapai kedaulatan pangan jauh panggang dari api. Janji kedaulatan pangan oleh pemerintah kemungkinan gagal tercapai, masih terdapat fakta ketimpangan antara kebijakan pemerintah dan situasi faktual.

So, kapan Indonesia daulat pangan? Kedaulatan pangan terlihat seperti retorika tanpa aksi mewujudkannya, mestinya segera dicari jalan keluar. Kelangkaan pangan beras tidak saja berdampak pada runtuhnya sebuah rezim politik kelak. Namun juga meruntuhakan martabat kita sebagai sebuah bangsa yang dijuluki negara agraris. 
Sejauh ini, pemerintah telah menawarkan jalan keluar untuk kelangkaan pangan beras, tetapi tawaran resep lama yang pernah di praktekkan pada rezim terdahulu, terbukti gagal merealisasikan kedaulatan pangan beras berkelanjutan di tahun 1984.

Politik pangan Indonesia dengan beras sebagai makanan pokok utama, menyebabkan angka ketergantungan pada beras sebagai makanan pokok mencapai 100 persen, sehingga kebijakan impor setiap tahun selalu ada. Ironi ini menggambarkan, gagalnya Indonesia sebagai negara yang kaya sumber pangan. Solusinya adalah mencari alternative pangan lain selain beras, mungkin saja pangan lokal menjawab ketergantungan pada beras dan solusi mewujudkan kedaulatan pangan. 
Seperti kata ini “Soal pangan adalah tentang hidup matinya bangsa” pengalan kalimat ini di sampaikan Presiden RI Soekarno saat peletakan batu pertama Fakultas Pertanian Universitas Indonesia, kini Institute Pertanian Bogor. (*)
Oleh: Mahyudin Rumata (1)Penulis adalah Ketua PB HMI Bidang Pertanian dan Kelautan PB HMI,
Pengiat Issue Masyarakat Adat, Lingkungan dan Sumberdaya Alam.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *