 |
Atraksi Seni dan Budaya disuguhkan ke turis mancanegara. (ist) |
|
|
TELEGRAF- Program pemerintah Provinsi Sulut untuk mendatangkan ribuan turis asal Cina ke daerah Bumi Nyiur Melambai, tampaknya belum mempengaruhi perekonomian masyarakat.
Pasalnya, masyarakat khususnya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) kurang dilibatkan dalam program Pemerintah Provinsi Sulut tersebut.
Pernyataan ini diungkapkan Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (Stipar) Manado, Dreevi Malalantang, di sela-sela penyampaiannya sebagai narasumber dalam kegiatan Ujian Kompetensi Jurnalistik (UKJ) yang digelar oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJi) Kota Manado, berlokasi di Bapelkes Sulut, Sabtu (10/9) 2016.
“Memang dampaknya ke masyarakat belum terasa dan terlihat. Program ini terkesan tiba saat tiba akal karena tidak direncanakan secara mendalam oleh pemerintah,” kata Dreevi.
Ia pun berpendapat, seharusnya sebelum pemerintah mempromosikan destinasi yang ada di Sulut, diawali dengan pembenahan dari infrastruktur dari seluruh lokasi wisata dan menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni.
“Harusnya diperbaiki dulu tempat-tempat wisata. Supaya, berkesan dan akan menjadi magnet bagi turis untuk kembali datang ke Sulut. Kalau hanya sebatas mengandalkan promosi saja, belum tentu turis yang datang saat ini, akan kembali lagi. Butuh waktu yang cukup untuk pembenahan dan menyiapkan SDM pendukung. Jika segala sesuatunya sudah siap, maka saya yakin turis asing yang datang saat ini akan terus berminat kembali lagi,” imbau Dreevi. (Leriando Kambey)
Tidak ada komentar