Jeritan Hati Pedagang Pasar Bersehati

TELEGRAFNEWS – Penataan pasar-pasar tradisional di Kota Manado menjadi program utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar dibawah kepemimpinan Fery Keintjem selaku Direktur Utama (Dirut).

Sayangnya, program yang sangat baik tersebut menimulkan keresahan di benak setiap pedagang, khususnya yang berada di Pasar Bersehati, Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang.

Bagaimana tidak, penataan pasar menyebabkan pedagang rempah-rempah yang awalnya berjualan di bagian depan pasar, justru dipindahkan ke tempat yang dinilai tidak representatif yakni bagian bawah jembatan Soekarno atau paling belakang kawasan Pasar Bersehati.

Sebagaimana dituturkan Aznah Abdul, salah satu pedagang bahwa, pihaknya tidak keberadatan dengan adanya rencana pemindahan tata letak berjualan mereka. Namun mereka berharap, lokasi yang akan ditempati tidak mempengaruhi pendapatan pedagang.

“Ini bisa di maklumi para pedagang. Tetapi yang membuat kami keberatan adalah PD Pasar tidak menyediakan tempat khusus seperti yang kami tempati sekarang ini,” tutur Aznah ketika ditemui TelegrafNews, Kamis (2/2) 2017.

“Kami menginginkan pihak PD pasar untuk mengatur dan menertibkan tempat baru bagi pedagang. Bukan hanya sekedar memberi instruksi pindah dan membiarkan pedagang berebut tempat,” sambungnya.

Mewakili rekan-rekannya, Aznah meminta agar mendapatkan perhatian khusus, karena mereka tidak mengharapkan adanya uang ganti rugi dari perjanjian penyewaan lapak yang sudah mereka bayarkan ke PD Pasar. 

Karena menurutnya, dalam surat perjanjian tersebut dirincikan jika pedagang menyewa lapak dengan ukuran 2×3×Rp250 ribu dan di tambah jasa tata usaha sebesar Rp50 ribu. Sehingga total dana yang dikeluarhan setiap pedagang berjumlah 3 juta 50 ribu rupiah.

Sementara itu, hingga berita ini dipublis, managemen PD Pasar Kota Manado belum bisa dikonfirmasi terkait keluhan pedagang itu. (lisa linda)