 |
Pagelaran memperingati hari batik nasional menampilkan produk brand Danar Hadi. (ist) |
TELEGRAF– Eksistensi industri batik kian bertambah pesat, bahkan batik Indonesia cukup bersaing di negeri luar.
Batik-batik bermotif modern maupun klasik, semakin merambah minat para konsumen. Memperingati hari batik nasional tahun 2016, seorang seniman batik yang melegenda dengan brand Danar Hadi, memiliki segmentasi konsumen yang mampu bertahan selama 4 dekade.
Label batik yang didirikan oleh Santosa Doellah di Solo, Jawa Tengah ini menjadi maestro pebatik yang cukup besar yang mampu bertahan selama 40 tahun.
Menurut Santosa keberhasilannya menjaga pasar domestik, dengan memegang filosofi bekerja keras serta mempertahankan kualitas batik, selama kurung empat dekade ini, batiknya terus menjadi antrian para pecinta batik baik itu di Sumatera hingga ke Sulawesi.
“Menjalankan sebuah usaha, dalam hal ini pembatikan, haruslah dikerjakan dengan tekun, ulet, mencintai bidang yang kita tekuni,” terang Santosa kepada wartawan.
Dia pun mengatakan kalau menjadi pebisnis batik itu harus mengerti semua seluk beluk tentang kain, serta mengerti bagaimana zaman membaca pilihan-pilihan motif yang disukai oleh konsumen.
“Wajib mengetahui seluk beluk batik, baik tentang motif, filosofi maupun teknik penyogaan atau pewarnaannya,” lanjut Santosa.
Pengetahuan yang diperolehnya itu berasal dari neneknya, Raden Ngaten Wonsodinomo yang juga berjualan batik. Menurunya, neneknya memberikan pelajaran bagaimana mempertahankan kualitas batik serta membuat konsumen terus percaya pada karya-karyanya.
“Tentu saja juga harus bisa dipercaya, serta selalu konsisten dalam berkarya demi menjaga kualitas.” terangnya.
Produk Batik Danar Hadi yang didirikan oleh Santosa ini menjadi sukses dengan mempekerjakan banyak karyawan. Santosa pun terus menjaga batik bermotif klasik yang dipadukan dengan motif yang banyak disukai masyarakat. Santosa tidak hanya sekedar berkarya dan berinovasi, ia pun juga menjalin kerja sama dan tetap menjaga komunikasi dengan semua mitra usahanya. (amie wata)
Tidak ada komentar