 |
Sekolah politik kepada kader calon kepala daerah digagas PDIP. (ist) |
TELEGRAF – Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, hari ini resmi menutup sekolah politik partai untuk calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah di Depok, Sabtu (3/9) 2016. Pada kesempatan itu turut hadir Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto.
Sekolah partai yang berlangsung selama 6 hari ini, sebelumnya dibuka oleh Ketua Umum PDIP, pada 30 Agustus 2016 lalu. Rencananya, program ini akan terus berlanjut hingga ke beberapa angkatan berikutnya.
Dalam sambutannya, Hasto mengatakan bahwa kepemimpinan itu lahir dari gerakan perjuangan untuk menyatukan rakyat. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang memahami derita wong cilik serta mampu menyatukan persatuan kebangsaan demi bangsa yang merdeka dan berdaulat.
“Tidak ada pemimpin zonder perjuangan. Bung Karno, Ibu Megawati, Pak Jokowi dan lain-lain lahir karena komitmen dan persatuanya dengan rakyat. Bung Karno mengajarkan agar setiap pemimpin memahami amanat penderitaan rakyat atau Ampera. Memahami Ampera akan menjadikan pemimpin mampu berbicara dengan bahasa rakyat,” terang Hasto dalam wawancaranya.
Selain itu, Hasto juga menyampaikan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada para calon kepala daerah dah wakil kepala daerah agar bisa menjadi kekuatan partai dan mampu merealisasikan jiwa kepemimpinan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
.
Hasto ikut membeberkan, PDIP saat ini sangat mendukung pemerintah yang anti korupsi. Korupsi saat ini seperti momok yang sangat berbahaya bagi bangsa, dia mampu menggoroti bangsa dari dalam dan menghancurkan Indonesia.
Akhirnya, penutupan sekolah politik ini juga dirangkaikan dengan Sumpah “Panca Prasetya” untuk mewujudkan pemerintahan berjiwa Ideologis, merakyat, melaksanakan keadilan bagi warga negaranya dan pemerintahan yang bersih dan melayani.
“Sumpah saudara-saudara sekalian para calon kepala dan wakil kepala daerah, disaksikan oleh alam raya dengan petir menggelegar tadi,” ucap Kepala Sekolah Politik Partai Komarudin Watubun. (ami wata)
Tidak ada komentar