 |
Wali Kota Tidore saat melihat fasilitas SPBN. (ist/humas tidore) |
TELEGRAFNEWS – Perekonomian masyarakat nelayan secara berkelanjutan, adalah target yang wajib dioptimalkan pemerintah. Sebab itu diperlukan upaya dan langkah maju, salah satunya menyiapkan infrastruktur penunjang.
Menelisik persoalan tersebut, Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, bergerak cepat dengan membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Nelayan (SPBN) karena berkaitan langsung dengan upaya mewujudkan visi dan misi pemerintah yakni Agro-Marine
Demikian disampaikan Wali Kota Tidore Capt. H. Ali Ibrahim saat meresmikan sub agen penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM), Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Goto, di Kota Tidore, Maluku Utara pada Jum’at (10/2) 2017 pagi tadi.
Kehadiran SPBN melalui Dana Alokasi khusus (DAK) dan Sharing APBD tahun 2014 berbandrol Rp.885.742.000, sudah sangat lama dinantikan karena para nelayan selama ini membeli BBM untuk kebutuhan melaut melalui pedagang eceran dan SPBU, sehingga sangat merugikan nelayan.
 |
Wali Kota Tidore Kepulauan menggunting pita. (ist/humas Tidore) |
“Terima kasih PT Pertamina Maluku-Maluku Utara, Kepala OH TBBM PT Pertamina Ternate atas upaya membangun agen penyalur BBM di SPBN Goto, bisa beroperasi dan mendapat stok sebesar 10 ton yang terdiri dari 5 Ton Solar dan 5 Ton Premium,” kata Wali Kota Tidore Ali Ibrahim.
Sales Eksekutif Retail PT Pertamina Maluku-Maluku Utara, Andi Arifin menguraikan, peresmian SPBN adalah wujud dukungan PT Pertamina terhadap pembangunan sektor kelautan dan perikanan, khususnya di Kota Tidore Kepulauan.
“Statusnya masih Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), artinya stasiun ini masih melayani pengisian BBM untuk kapal nelayan saja, nanti apabila administrasi telah lengkap maka statusnya akaan ditingkatkan menjadi SPBUN yang artinya dapat melayani kapal maupun kendaraan darat milik nelayan dan warga lainnya,” jelasnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tidore Kepulauan, Hamid A. Latif memeparkan, permasalahan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yakni soal tingginya biaya operasional dan langkahnya BBM bersubsidi. Hingga berpengaruh pada pendapatan nelayan.
“Nantinya Kehadiran SPBN dalam pengelolaan dan pemanfaatannya, DKP bersama Koperasi Jasa Tubuleu Mandiri jaya, ikut melayani kebutuhan Kapal Nelayan yang jumlahnya 813 unit yang terdiri dari 751 unit perahu motor tempel, dan 62 unit kapal motor,” tutupnya. (redaksi/adv/humas tidore)
Tidak ada komentar