 |
Tiga tersangka yang dihadirkan Mabes Polri dalam konfrensi perss. |
TELEGRAF– Dalam aksi pengerebekan indekos milik tersangka pelaku prostitusi paedofil gay, polisi menemukan ribuan kondom yang masih tersegel rapi, kondom tersebut disimpan dalam kotak dan masih utuh.
Ribuan kondom tersebut diduga digunakan untuk menjajaki anak-anak korban eksploitasi prostitusi gay untuk menjalankan aksinya.
“Kami dapat ini (kondom) bersama puluhan ponsel pintar, kami indikasi digunakan pelaku dan korban,“ terang Direktur Tindak Pidana dan Ekonomi Khusus Barekrim Polri, Agung Setya, di Jakarta, Jumat (2/9) 2016.
Setya menjelaskan, sistem komunikasi yang dikembangkan pelaku, korban dan pelanggan adalah dengan memanfaatkan perkembangan jejaring sosial media melalui ponsel pintar. Hal tersebut menurutnya memang sangat efektif, melihat perkembangan sosial media begitu mudah diakses.
Harga yang ditawarkan pun tak main-main sebagaimana harga pada umumnya. Nilai rupiahnya berkisar Rp1,2 juta, harga tersebut bukan diberikan kepada anak-anak korban eksploitasi tapi ditahan tersangka.
“Anak-anak ini Cuma dapat Rp100 sampai Rp300 ribu paling banyak,”jelas Setya.
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah membongkar aksi prostitusi anak-anak laki-laki di Bogor, Jawa Barat. Polisi juga telah berhasil menangkap tersangka berinisiial AR dan dua pelaku lainnya inisial U dan E. Korban yang berjatuhan kira-kira sudah mencapai 99 orang.
Para pelaku tersebut akan dijerat UU ITE, UU Pornografi, UU Perdagangan orang serta UU Perlindungan anak. Bareskrim Polri pun sudah meningkatkan kewaspadaan dengan bekerjasama KPAI, Kementerian Sosial, LPSK untuk menumpas gembong prostutisi Gay ini. (amw)
Tidak ada komentar