Banner 17 Agustus

Komedi Serah Terima Malalayang: Proyek Diteken Selesai, Perut Pekerja Diteken Lapar

FOX News
17 Agu 2025 06:27
3 menit membaca

Manado, FOXKAWANUA.COM

Proyek penataan kawasan Pantai Malalayang yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kota Manado kini menyisakan luka dan amarah. Di balik kemegahan yang mulai tampak, tersembunyi jeritan hati lebih dari lima vendor dan ratusan pekerja yang haknya diduga telah dirampas oleh PT Wisana Matrakarya. Janji pembayaran yang seharusnya menjadi sukacita di awal tahun, berubah menjadi mimpi buruk yang tak berkesudahan.

Suara Jeritan Para Pekerja: “Sampai Kapan Kami Harus Sabar?”

Kegeraman para vendor dan pekerja sudah tak terbendung lagi. Keterlambatan pembayaran yang mencapai 3 hingga 4 bulan telah melumpuhkan ekonomi keluarga mereka. MB, salah seorang perwakilan vendor, menyuarakan keputusasaan yang dirasakan bersama.

“Kami sudah bekerja keras dan menyelesaikan semua sesuai kontrak. Tapi apa balasannya? Janji kosong dan alasan tak masuk akal!” ujarnya dengan nada tajam. “Setiap kali kami mendesak, hanya diminta sabar. Tapi sampai kapan? Kami sudah tak punya uang untuk kebutuhan pokok. Anak-anak kami harus hidup dalam kekurangan di saat orang lain merayakan tahun baru dengan gembira.”

Amarah ini bukan tanpa alasan. Ratusan pekerja kini terancam tidak bisa menafkahi keluarga. Mereka khawatir, jika tidak ada tindakan tegas, janji pembayaran ini akan terus menguap, bahkan mungkin sampai Indonesia merdeka ke-80 pun, hak kami tidak akan pernah terbayar.

“Kami hanya meminta apa yang menjadi hak kami. Tidak lebih! Ini soal keadilan, soal harga diri pekerja. Jangan biarkan keluarga kami menderita karena kelalaian perusahaan,” tegas MB.

Kejanggalan Serah Terima: Proyek Terbengkalai, Dokumen Selesai?

Di tengah penderitaan para pekerja yang menghentikan aktivitasnya karena belum dibayar, sebuah keanehan besar terjadi. Proyek yang secara kasat mata belum sepenuhnya rampung karena mandeknya pekerjaan, secara administratif justru dinyatakan selesai. Hal ini dibuktikan dengan adanya prosesi serah terima pengelolaan Malalayang Beach Walk (MBW) 2 dari Kementerian PUPR kepada Pemerintah Kota Manado.

Fakta ini bisa dilihat pada tautan berita berikut: Serah Terima Pengelolaan MBW 2 Manado.

Kejanggalan ini memicu dugaan adanya konspirasi antara oknum Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Kementerian PUPR dengan kontraktor pelaksana, PT Wisana Matrakarya. Bagaimana mungkin sebuah proyek yang pekerjanya berhenti karena belum dibayar bisa dinyatakan selesai dan diserahterimakan?
Pandangan Kritis Jeffey S.: “Ini Bukan Lagi Sengketa Bisnis, Ini Indikasi Kejahatan!”
Menanggapi carut-marut ini, pengamat kebijakan publik, Jeffey S., memberikan pandangan kritis yang tajam dan penuh emosi.

“Akrobat hukum dan birokrasi macam apa yang sedang dipertontonkan di Manado? Di satu sisi, ratusan perut keroncongan karena hak mereka tak dibayar. Di sisi lain, para pejabat dengan bangga menggelar seremoni serah terima seolah semua beres. Ini adalah sebuah sandiwara yang mengoyak rasa keadilan!”

“Bagaimana bisa PPK menandatangani dokumen selesai 100% jika para subkontraktor dan vendornya sendiri berteriak bahwa pekerjaan berhenti karena pembayaran macet? Ini bukan lagi kelalaian, ini bau busuk dugaan konspirasi untuk mencairkan dana proyek sementara kewajiban di lapangan diabaikan. Uang proyek senilai ratusan miliar itu diduga telah ‘dipakai’ oleh direktur, sementara nasib para pekerja digadaikan.”

“Saya mendesak aparat penegak hukum Kejaksaan, bahkan KPK dan Kementerian PUPR untuk tidak menutup mata! Ini bukan sengketa bisnis biasa. Ini adalah indikasi kejahatan terstruktur yang menjadikan rakyat kecil sebagai korban. Turun dan usut tuntas dugaan korupsi ini! Jangan biarkan teriakan para pekerja Malalayang hilang ditelan angin. Tangkap dan adili siapa pun yang bermain api dengan uang negara dan keringat rakyat!”

Sumber terkait:

manadonews.co.id / rri.co.id

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *