 |
Capture Keluhan mahasiswa di media sosial
Terkait dana bdik misi.(foto:ist) |
TELEGRAF– Kapolres Minahasa AKBP Syamsubair SIK bertekad membongkar kasus-kasus korupsi di Tanah Toar Lumimuut. Kali ini, yang menjadi bidikan adalah dugaan penyelewengan dana Bidikmisi Unima tahun 2013-2015 silam.
“Ini ada pengeluhan mahasiswa yang mendapatkan dana Bidikmisi pada tahun 2013, 2014 dan 2015. Di mana dalam penyaluran tersebut tidak sesuai. Disinyalir ada pemotongan dengan jumlah mahasiswa cukup besar, kurang lebih Rp900/orang. Kami pun langsung menyelidikinya,” bebernya.
Sebelumnya, Polres sudah memanggil sejumlah saksi dan korban. Ada enam mahasiswa yang dimintai keterangan terkait kasus ini. Dan pernyataan mereka sama. Yakni terdapat pemotongan dalam penyaluran dana pemerintah yang diperuntukkan bagi mahasiswa miskin dan berprestasi ini.
“Pastinya, untuk dugaan penyelewengan APBN dan sudah sangat jelas. Namun masih menunggu tahap penyidikan lebih lanjut sampai ke siapa oknum yang akan ditetapkan sebagai tersangka, juga nominal kerugian negara di dalamnya,” terangnya.
Setelah dilakukan investigasi ke lapangan, banyak mahasiswa yang mengaku demikian. Bahkan yang masuk di tahun 2016 pun ada potongan yang dirasa kurang wajar.
“Teman saya waktu memeriksa saldo apakah sudah masuk atau belum, memang sudah ada uangnya. Entah kenapa, setelah di cek lagi keesokan hari, uang tersebut sudah berkurang nominalnya, malah ratusan ribu. Waktu cek ke bank, bank bersangkutan mengatakan itu merupakan biaya administrasi. Tapi kenapa biaya administrasi sangat banyak, hingga menguras saldo ratusan ribu bahkan sampai satu jutaan,” beber seorang mahasiswa yang tak mau namanya dikorankan.
Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, pihak Unima belum bisa dimintai keterangan. (Martsindy Rasuh)
Tidak ada komentar