|
Kondisi peternakan hewan babi sebelum dan saat bencana. (ist) |
TELEGRAFNEWS – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Minahasa, Sulut pada Minggu (19/2) 2017, menyisakan dampak bagi puluhan peternak babi di Kecamatan Sonder.
Ratusan hewan ternak yang dipelihara oleh sekitar 51 pengusaha lokal, hanyut terseret arus banjir. Kerugian materil terbilang cukup besar, angkanya mencapai Rp800-900an juta.
Elen Kesek salah satu peternak babi asal Desa Tounelet mengalami kerugian paling besar. Sebanyak 101 ekor ternak babi miliknya terseret arus. Wanita paruh baya itu, berusaha tetap tegar meski kerugian yang dialami ditaksir mencapai Rp300 juta. Sembari memberi makan hewan peliharannya yang selamat, Elen menguraikan jumlah ternak miliknya yang hanyut terseret arus.
“Ternak babi yang usianya di bawah satu bulan ada 30 ekor hanyut. Yang dua bulan sekitar 30 ekor dan tiga bulan ada 30 ekor. Sisanya 11 ekor adalah babi betina yang beratnya mencapai 300 kilogram per ekor. Pokoknya ada 101 ekor yang hilang dibawa arus,” urainya pilu saat diwawancarai TelegrafNews.
Selain hewan Babi, pakan ternak yang sudah disiapkan dipeternakan hanyut semuanya. Padahal, harga pakan ternak juga cukup mahal.
“Kerugian yang saya alami mencapai Rp300 juta. Itu sudah termasuk babi dan pakan ternak yang sama-sama hanyut,” tuturnya lagi.
Tomi Tilaar pengusaha lainnya menguraikan, kerugian yang dialaminya tak sebesar Elen. Tomi menaksir kerugian dikisaran Rp20 juta. Ternaknya yang hanyut sebanyak 28 ekor dengan usai dua hingga tiga minggu.
Modal usaha, dipinja dari bank. Setiap bulan mengangsur, akibat peristiwa ini, dirinya kesulitan membayar angsuran dua hingga tiga bulan ke depan.
“Saya hanya bisa berharap ada dispensasi dari pihak bank terkait kondisi yang saya alami ini. Karena terus terang, angsuran yang saya bayar diambil dari keuntungan penjualan babi. Tapi sekarang banyak ternak saya yang hanyut. Mudah-mudahan pihak bank bisa memahaminya,” katanya.
Hukum Tua Desa Tounelet Satu Betfien Tenda diwawancarai mengaku, sudah mengusulkan proposal bantuan kepada pemerintah kabupaten, dalam hal ini Dinas Sosial.
“Selain pemerintah, adanya juga lembaga-lembaga lainnya yang sudah memberi bantuan. Salah satunya perusahaan pakan ternak,” kata Betfien.
Camat Sonder Rouldy Mewoh mengatakan, di wilayahnya ada beberapa lokasi yang terdampak bencana banjir. Selain peternakan babi di Desa Tounelet, ada juga usaha ternak babi di Desa Talikuran yang terdampak banjir.
“Hanya saja jumlahnya tak sebanyak di Tounelet. Kalau di Talikuran, kerugiannya ditaksir mencapai 100 juta,” papar Mewoh.
Namun bencana banjir di Kecamatan Sonder ini tak hanya merugikan para peternak babi. Mewoh mengakui, ada sekitar lima hektare sawah petani yang rusak akibat disapu arus. Selain itu, ada juga peternak ikan mas yang merugi karena peliharaannya hanyut terbawa arus banjir.
“Kalau dihitung keseluruhan, total kerugian warga yang terkena bencana mencapai Rp800-900 juta, bahkan bisa 1 miliar,” sebutnya. (martsindy rasuh)
Tidak ada komentar