Yessy dan Herwyn Layak Jabat Komisioner KPU dan Bawaslu RI?

2 menit membaca
Goinpeace Tumbel. (ist)
TELEGRAFNEWS – Lolosnya dua putra dan putri terbaik asal Sulut yakni Herwyn Malonda sebagai calon komisioner Bawaslu RI dan Yessy Momongan calon komisioner KPU RI, patut diapresiasi dan membanggakan masyarakat Nyiur Melambai.
Menurut penuturan pengamat politik Sulut Goinpeace Tumbel, keduanya merupakan putra-putri terbaik Sulut, sebab itu perlu diapresiasi.
“Harus disadari bahwa tahapan demi tahapan yang mereka lalui tidak mudah, hingga memasuki babak akhir baik Herwyn Malonda di Bawaslu maupun Yessy Momongan di KPU,” sebutnya dengan bangga.
Semoga, lanjut Tumbel, keduanya dapat berhasil masuk sebagai yang terbaik, menjadi anggota kedua lembaga penyelenggara Pemilu tersebut.
“Meskipun dibabak akhir nanti banyak hal yang harus dilalui, sebab dalam pandangan dan feeling politik saya dibabak akhir atau tahap fit and proper test tidak hanya penguasaan aspek knowlegde, pengalaman, dan keterampilan calon tetapi karena ini sudah diranah DPR RI melalui komisi dua,” urainya.
“Sudah jelas nuansa kepentingan politis tidak bisa dihindari. Artinya, pertimbangan politis cenderung ‘menonjol’ dalam proses akhir penentuan mereka yang lolos sebagai anggota KPU RI maupun Bawaslu RI,” katanya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, ingat bahwa apapun yang ditetapkan DPR RI ini ada produk politik, karenanya jangan heran jika hasilnya merupakan hasil dari proses lobi-lobi politik fraksi di DPR.
“Pandangan saya, apabila anggota DPR RI khususnya komisi dua mengedepankan aspek knowledge, pengalaman, keterampilan sebagai penyelenggara Pemilu keduanya sangat layak menjadi anggota lembaga tersebut,” tuturnya.
Namun, apabila DPR RI lebih mengedepankan pertimbangan politis, maka pertanyaannya adalah apakah bisa putra putri Sulut secara representatif dapat menduduki kedua lembaga itu?
“Feeling politik saya secara kalkulasi politik, hal tersebut agak sulit terwujud. Ini yang perlu diantisipasi baik Herwyn maupun Yessy,” sebutnya.
Dengan kata lain, lanjut Tumbel, keduanya agak sulit, walaupun tetap memiliki peluang yang sama untuk lolos.
“Tetapi saya berpandangan ada kecenderungan salah satu dari mereka yang dikorbankan secara politis atau kedua-duanya, namun semoga saja tidak seperti itu. Hanya saja ini juga tidak bisa ditabuhkan karena sekali lagi ini merupakan sebuah proses politik,” sampainya.
Lebih lanjut dikatakannya, hal lain yang perlu diantisipasi yakni kemampuan atau keahlian dari keduanya akan diuji ditahap akhir, termasuk kemampuan aktualisasi diri untuk mengundang kekaguman politik atau menarik simpati politik dari komisi dua.
“Kalau keduanya berhasil menunjukkan kebolehan individual, maka hal tersebut dapat mempengaruhi sukses tidaknya mereka pada proses fit and proper test ini,” tandasnya. (martsindy rasuh)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *