Ini Kesan Vero Ketika Mempunyai Mama Angkat Muslim saat Live In

TELEGRAF-Menjadi satu-satunya peserta IYD dari Keuskupan Bandung yang tinggal di rumah keluarga Muslim, tak membuat Veronika Dina Maryani menjadi risih.

Bahkan, Vero sapaan akrabnya mengaku menerima banyak pelajaran dan pengalaman ketika tinggal bersama seorang ibu bernama Sara Suma, di Desa Poopoh, Kabupaten Minahasa Selatan, saat Live In.

Dikatakannya, suasana yang sangat berbeda memang dialaminya ketika bangun pagi di hari pertama dia tinggal. “Ketika bangun pagi, biasanya saya berdoa bersama keluarga. Namun, kali ini saya harus berdoa sendiri karena mama angkat saya beragama muslim. Jadi, kami berdua melakukan doa pagi sendiri-sendiri di kamar yang berbeda. Namun, hal saya anggap normal saja,” bebernya.

Mereka berdua pun, dikatakan Vero, sering duduk bersama dan saling sharing tentanf kepercayaan masing-masing. Dari situlah, dia mengambil hikmah dimana perbedaan agama itu tidak menjadi penghalang untuk hidup bersama. “Meski mama Sara beragama muslim, namun ternyata dia sangat memahami bagaimana kepercayaan agama Katolik. Bahkan, mungkin karena sudah setiap hari mendengar, mama Sara sudah bisa membedakan mana lonceng gereja Katolik maupun Protestan,” tutur gadis berumur 21 tahun itu.

Kesan tersendiri pun dialami Sara. Dimana, dia mengungkapkan, kehadiran Vero dirumahnya tersebut membuat dirinya tidak kesepian lagi. “Saya memang sudah diberitahu bahwa akan ada peserta yang akan tinggal bersama. Dan, itu tidak menjadi masalah. Bahkan, saya bersyukur bisa ada yang menemani walaupun hanya sebentar. Karena, akhir-akhir ini saya tinggal sendiri sebab suami dan ketiga anak saya berada di Ternate,” ujar wanita paruh baya itu.

Sara juga mengatakan, meski beragama muslim namun keluarganya banyak yang beragama Katolik, sehingga dia sudah sedikit memahami dan tidak merasa canggung. “Bukan hanga bunyi lonceng gereja, bahkan ibadah rosario pun saya tahu. Sehingga, saya selalu mengingatkan Vero agar tidak lupa pergi beribadah rosario di bulan Oktober ini,” tukasnya.(jimry lagimbana)