 |
Kondsi gereja stasi dan aktivitas peserta IYD bersama umat. (ist) |
TELEGRAF-Stasi Ranomerut merupakan bagian atau wilayah dari Paroki Rosa de Lima Tondano, Kevikepan Tondano, Keuskupan Manado.
Stasi ini berdiri sejak 1995, dengan jumlah umat awal sebanyak 7 Kepala Keluarga (KK) yang berada di delapan desa di Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa. Saat itu, kondisi gereja hanya berdinding papan yang perintis pertama Keluarga Dumais-Kawilarang dan Keluarga Nelwan-Rorintulus.
Sejak itu pun, umat Stasi Ranomerut tetap dengan penuh iman melaksanakan berbagai aktifitas kerohanian, mulai dari ibadah sabda hingga perayaan misa serta kegiatan kerohanian lainnya di tingkat paroki yang dipimpin Pastor Paroki Christ Santie MSC.
Pada 2007 lalu, dilakukan peletakan batu pertama pembangunan gereja oleh Pastor Paroki Johanis Pinontoan Pr. Seiring waktu berjalan hingga 2016 ini, semangat umat untuk melakukan pembangunan gereja tidak mengendor, bahkan jumlah umat pun mulai bertambah menjadi 20 KK.
Hal inilah, yang membuat peserta Indonesian Youth Day (IYD) ke- 2 di Keuskupan Manado dari Keuskupan Atambua menjadi terkesima.
“Yang kami dapat dari Stasi Ranomerut, walaupun umat sedikit tapi semangat dan upaya untuk membangun gereja sangat tinggi. Inilah hal yang patut dipelajari oleh kami sebagai orang muda,” beber salah satu peserta Lusia Tahan SPd.
Dia juga mengaku bangga dengan penyambutan yang dilakukan umat. “Kami disambut sangat baik mulai dari paroki sampai di stasi dan kami sangat senang,” tuturnya, saat dijamu langsung Ketua Stasi Santo Joseph Ranomerut dr Max Umboh, di rumah Keluarga Ferdinand Sompotan-Tumilantouw, Minggu (2/10) 2016.
Ketua Stasi dr Max Umboh mengatakan, kehadiran kontingen IYD ditengah umat menunjukan kuasa Tuhan yang luar biasa, dimana dapat mempersatukan umat manusia dari berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai suku, adat, budaya, warna kulit, dengan semangat orang muda Katolik.
“Hal ini dibuktikan dengan antusias umat, memberi tempat tinggal dan berbagi kasih sebagai orang tua angkat. Juga semangat muda terus bergelora bagi semua OMK di stasi dan wilayah rohani untuk larut dalam kebersamaan, yang dibuktikan dengan kehadiran mendampingi peserta kontingen IYD ditengah umat,” bebernya.
Sementara itu, kebanggaan tersendiri juga hadir ditengah Keluarga Sompotan-Tumilantouw. “Ini juga menjadi kebanggan tersendiri bagi keluarga kami, dimana rumah kami menjadi tempat disambutnya para peserta ini. Apalagi, ini momen yang sangat jarang bahkan nanti ratusan tahun kedepan baru bisa terulang. Kan, IYD dilaksanakan 5 tahun sekali dan bergilir di 37 Keuskupan,” ujar Ferdinad Sompotan.
Dia menambahkan, walaupun dengan kesibukannya namun dirinya tetap mengutamakan kegiatan gereja. “Karena apa yang saya dan keluarga dapat sekarang semua karena anugerah Tuhan,” tukas Asisten Pribadi Wakil Wali Kota Tomohon Syerly A Sompotan itu.
Untuk diketahui, jumlah kontingen dari Keuskupan Atambua yang tinggal atau Live In di Paroki Rosa de Lima Tondano sebanyak 64 OMK, 4 Pastor dan 1 Suster. Sedangkan, yang tinggal di Stasi Ranomerut sebanyak 4 OMK. Untuk aktivitas awal peserta yakni sharing di Gereja, doa dan ibadah rosario serta makan bersama umat.(jimry lagimbana)
Tidak ada komentar