Ketua LMND EK-Manado Nilai Pemotongan Anggaran Pendidikan Kontradiksi Visi Indonesia Emas 2045

alvian fox
20 Feb 2025 09:35
2 menit membaca

IMG-20250313-WA0005

Ketua Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi Eksekutif Kota Manado (LMND EK-MANADO) menyampaikan bahwa Pendidikan seharusnya menjadi investasi utama dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. “Namun kenyataannya sektor ini justru menjadi sasaran pemotongan anggaran”.

Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025, pemerintah memangkas anggaran pendidikan secara signifikan.

“Hal ini jelas-jelas melanggar Konstitusi sekalipun mematahkan Tujuan semangat Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan Kehidupan Bangsa, Efisiensi anggaran pendidikan Pada dasarnya menyebabkan kerugian bagi pendidikan Indonesia”. Tegas Dopen

Dopen menambahkan bahwa Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada dasarnya Negara mengalokasikan dana minimal 20 persen APBN untuk pendidikan, pada kenyataannya mandatory spending yang dikeluarkan oleh Presiden Prabowo adalah memangkas anggaran pendidikan semakin jauh dari alokasi 20 persen tersebut.

Apalagi Indonesia memiliki Visi besar yaitu menuju Indonesia emas 2045 Maka untuk itu presiden Prabowo harus mengembalikan semangat pendidikan Sesuai amanat UUD 1945, salasatu kunci dalam mewujudkan visi ini adalah meningkatkan Kualitas Sumber daya Manusia yang sangat bergantung pada sistem pendidikan. tapi pada realitasnya dengan pemangkasan tersebut juga akan berdampak langsung dengan kenaikan biaya Kulia di perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS).

Subsidi dari pemerintah, termasuk Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, berkurang signifikan, menyebabkan perguruan tinggi harus mencari sumber pendanaan lain, seperti menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT)Kondisi ini semakin menyulitkan mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan tinggi. Pada akhirnya, hal ini berpotensi memperlebar kesenjangan sosial dan menurunkan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di tengah era bonus demografi, Maka Visi Indonesia Emas 2045 hanya menjadi wacana dan permasalahan ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan.

Dopen Kembali menegaskan agar Prabowo Subianto konsisten dengan Pidatonya pada hari Guru Nasional bahwa Pendidikan menjadi Prioritas utama.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *