TELEGRAF- Pemilik APMS Melonguane diminta segera mengoperasikan SPBU yang terletak di kampung Analan Kelurahan Melonguane Timur.
Renalto, warga Kelurahan Melonguane, mengatakan pengoperasian SPBU tersebut mendesak agar warga Melonguane dan sekitarnya dapat menikmati harga premium dan solar sesuai harga standar pertamina dan ditetapkan pemerintah.
“Kami minta pemilik APMS Melonguane segera mengoperasikan SPBU tersebut. Ini mendesak, agar masyarakat di sini juga bisa merasakan harga premium sebagaimana yang ditetapkan pemerintah,” katanya, kepada Telegrafnews.co, Senin (31/10) 2016.
Bahan Bakar Minyak (BBM) memang masih menjadi barang yang mahal di Kepulauan Talaud. Warga di daerah perbatasan ini belum bisa menikmati harga premium yang ditetapkan pemerintah.
Di ibu kota kabupaten, Melonguane, misalnya, premium masih dijual seharga Rp10 ribu per liternya. Penjualannya pun masih dilakukan secara manual di sejumlah pangkalan dan pengecer. Padahal, di sana ada sebuah SPBU yang sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu, namun hingga kini belum dioperasikan.
Sementara itu, di beberapa tempat yang jauh dari ibu kota kabupaten, harganya melambung tinggi hingga Rp30 ribu per liter.
Presiden Joko Widodo, sebelumnya juga menyoroti persoalan BBM di Talaud. Menurutnya, persoalan tersebut akan menjadi catatan serius pemerintah.
Sementara itu, terkait belum beroperasinya SPBU tersebut, pemilik SPBU, Ko Iki yang dihubungi melalui sambungan telepon dinomor 0853XXXX9888 masuk, tapi tidak diangkat. Upaya konfirmasi melalui pesan singkat, terkirim, tapi belum ada balasan hingga berita diturunkan. (reynaldus atapunang)
Tidak ada komentar