|
Basuki thjahaja purnama (ist) |
TELEGRAF-Sekretariat Bersama Aktivis Untuk Indonesia (Sekber Aktivis UI) akan menggelar acara bertajuk ‘Selamatkan Demokrasi, Lawan Tirani’ di Lapangan UI Salemba pada Jumat (11/11) 2016 malam. Acara ini akan dihadiri oleh seluruh aktivis elemen bangsa lintas generasi.
Ketua Presidium Sekber Aktivis, Subhan Rafae mengatakan acara tersebut akan menuntut tiga hal, yakni tuntutan supremasi hukum, selamatkan demokrasi dan melawan tirani.
Soal supremasi hukum, Subhan mengatakan, hukum tidak boleh tumpul ke atas tajam ke bawah. Dia mencontohkan proses hukum kasus dugaan penistaan agama oleh gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dinilai berbelit-belit.
“Padahal, kan seharusnya tidak dibiarkan berlarut. Hukum harus tegak tidak boleh ada tekanan dari siapa pun. Jangan cuma prosedurnya yang seolah-olah jalan, supremasi hukumnya juga harus kena,” kata Subhan melalui sambungan telpon, Jumat (11/11) 2016.
Dia mengakui saat ini kasus Ahok tengah berjalan dan akan dilakukan gelar perkara secara terbuka. Namun, dia berharap hal tersebut tidak hanya sebatas seremonial saja, melainkan memang benar-benar untuk memenuhi unsur keadilan.
“Kalau ternyata gelar terbuka hanya dijadikan modus, kita tidak akan tinggal dia. Gerakan pasti bergulir,” ujarnya.
Alih-alih menghormati proses hukum yang tengah berjalan, Subhan justru memaksa Ahok untuk dijadikan tersangka dalam kasus penistaan agama. Dia sudah memvonis bahwa Ahok bersalah dalam kasus tersebut. Dia kemudian merujuk dengan aksi “Bela Islam II” pada (4/11) yang diikuti oleh ribuan umat muslim.
“Tidak mungkin jutaan massa bakal berdatangan seperti itu jika memang tidak masalah dan sakit hati dengan ucapan Ahok. Buktinya sudah jelas, saksi-saksinya juga sudah jelas. Dan umat Islam bersaksi bahwa pernyataan Ahok sudah di luar batas dan sangat menghina,” ujanrnya. (watir)
Tidak ada komentar