 |
Bart Assa saat menjelaskan asa muasal air yang menyebabkan banjir di Kecamatan Paldua dan Tikala. |
TELEGRAFNEWS – Sejumlah wilayah di Kota Manado pada Senin lalu dilanda banjir yang menggenangi pemukiman warga akibat curah hujan yang tinggi melanda beberapa daerah di Sulut.
Opini menyalahkan pemerintah Kota Manado pun menjadi pembahasan hangat di media sosial maupun media massa lokal. Banyak pihak menuding, pengelolaan maupun penanganan infrastruktur menjadi penyebab utama terjadinya banjir.
Ketika ditemui TelegrafNews, kepala Perangkat Daerah (PD) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bart Assa yang dtemui dikantornya memberikan penjelasan terkait penyebab sehingga dua wilayah di Kota Manado yakni Kecamatan Paldua dan Tikala menjadi salah satu lokasi banjir terparah.
“Di ringroad ada sebuah kanal atau saluran besar yang dibangun oleh Balai Jalan berlokasi di dekat SPBU menuju Minahasa Utara, untuk mengatasi banjir yang dahulunya kerab terjadi jika curah hujan tinggi. Saluran itu mengaliri air yang tidak tertampung oleh danau resapan yang berada tidak jauh dari lokasi itu. Sayangnya, hilir dari saluran tersebut mengarah ke wilayah Malendeng. Yang menurut saya pribadi seharusnya dialiri ke sungai DAS Tondano,” jelas Assa.
Lanjutnya, dikarenakan curah hujan pada Senin lalu sangat tinggi dan tidak hanya terjadi di wilayah Kota Manado saja, maka air yang mengalir melalui saluran yang dibangun oleh Balai Jalan itulah menuju ke wilayah Kecamatan Paldua dan Tikala.
“Karena adanya pengerukan di seputaran ringroad menyebabkan daya serapan air di wilayah tersebut berkurang. Sehingga jumlah air yang dihasilkan ketika terjadinya hujan sangat tinggi tentunya volumenya besar. Air yang mengalir melalui saluran yang dibangun Balai Jalan tidak dapat ditampung oleh drainase yang ada di wilayah Malendeng dan Pal Empat, sehingga air pun meluap,” kata Assa lagi.
Ia pun menegaskan bahwa pihaknya tidak menyalahkan siapa pun atas terjadinya banjir, khususnya di Malendeng dan Palempat serta sekitarnya. Meskipun Assa mengakui, Balai Jalan dalam mengerjakan pembuatan saluran air tersebut tidak dikoordinasikan sebelumnya dengan pemerintah Kota Manado.
“Ada tiga penyebab terjadinya bencana yakni alam, manusia dan mis managemen. Yang terutama dalam penyelesaian terjadinya banjir perlu ada koloborasi dan koordinasi semua pihak untuk penanganan masalah banjir di Kota Manado. Dan di tahun 2017 ini, kami sudah merencanakan berbagai program dengan ketersediaan anggaran sebesar 24,7 miliar untuk pembenahan drainase,” tandasnya. (LeKa)
Tidak ada komentar