 |
Pedagang batu akik pust kota Manado (chen) |
TELEGRAF- Batu Akik! Beberapa tahun lalu sempat menjadi buah bibir. Tak hanya buah bibir, namun juga menjadi salah satu mata pencaharian utama bagi banyak orang. Namun bagaimana trend tersebut saat ini? Masih ramaikah? Masihkah menjanjikan?
kepada Telegrafnews.co Rabu (9/11) 2016 pelaku usaha bisnis Batu Akik ini. Lewat perbincangan ini, beberapa penjual mengaku bahwa usaha ini cukup mengalami penurunan yang sangat drastis terhitung mulai awal tahun ini. “Kalau dua tahun yang lalu pendapatan per bulan rata-rata bisa mencapai 4 hingga 5 jutaan. Tapi mulai awal tahun ini, turun drastis,” jelas Ibu Uto salah satu penjual batu akik asal Pulau Gangga ini.
Hal serupa disuarakan oleh Eman yang juga penjual batu akik di bilangan Taman Kesatuan Bangsa. “Mulai awal tahun 2016, penjualan batu akik sangat menurun. Saat ini pendapatan per bulan tidak lagi sama dengan dua tahun lalu. Tapi masih cukup untuk kehidupan sehari-hari. Per bulan rata-rata mencapai 2 hingga 3 jutaan,” tutur Eman pada Telegrafnews.
Tak hanya lewat penjual, Telegrafnews juga mendapatkan pernyataan hal serupa dari para pengrajin batu akik. David yang sehari-hari beraktivitas sebagai pengrajin batu akik di kawasan pertokoan Presiden menadakan hal serupa. “Kalau dua tahun lalu, per bulan bisa mencapai Rp20an juta. Kalau sekarang turun jauh hingga Rp3 jutaan per bulan,” tutur David.
Namun sepi bukan berarti ‘mati’. Menurut pelaku usaha batu akik, usaha ini tetap jalan karena para kolektor tetap aktif mencari barang baru untuk koleksinya. Bahkan ada yang membeli untuk dijual kembali ke daerah lain.(chen jackly)
Tidak ada komentar