|
ilustrasi. |
TELEGRAF– Google, sebuah perusahaan raksasa Internet tengah mengalami konflik dengan Indonesia. Perusahaan kelas “kakap” ini ditengarai tidak ingin membayar pajak ke Indonesia semenjak beroperasi di tahun 2010.
Ulah google ini tentu saja membuat sejumlah pengamat dan pelaku usaha gusar, khususnya bagi HIPMI. Penyesalan itu, lantaran mereka merasa bertanggungjawab atas kelakukan Google, sebab HIPMI adalah lembaga yang pernah mengajak perusahaan raksasa internet untuk beroperasi di Indonesia.
“Tentu, sebagai lembaga yang pernah meminta Google masuk ke Indonesia, kita sesali Google tidak taat pajak,” geram Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif BPP Hipmi, Yaser Palito, Rabu (21/9/2016).
Semenjak beroperasinya di Indonesia, Google meraih keuntungan yang besar di pasar Indonesia. Malah cenderung untuk menghindari membayar pajak. Perusahaan raksasa internet ini diketahui tidak membayar pajak selama lima tahun. Di tahun 2015 saja, utang pajak Google sebesar Rp 5 triliun.
Bahkan menurut Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus, Muhammad Haniv, mengatakan bahwa investigator pajak juga sudah mendatangi kantor Google di Jakarta. Ia juga menduga Google di Indonesia ini, membayar kurang dari 0,1 persen dari total pendapatan dan pertambahan nilai yang menjadi kewajiban Google pada tahun lalu.
Dugaan kuat juga mengatakan, keuntungan Google di pasar Indonesia disinyalir mengalir ke pusat Google Asia Pasifik di Singapura. Selain itu, Google Asia Pasifik menolak untuk diaudit. (amie wata)
Tidak ada komentar