 |
Situasi di grand final Utu-Keke. (ist) |
TELEGRAF- Siap sebenarnya aktor dibalik prakter kotor yang mencoreng proses pemilihan Utu-Keke (Nyong dan Nona) Minut, di aula MIS, Desa Kolongan, Kecamatan Kalawat pada Sabtu (12/11) 2016 malam, akhirnya terungkap.
Pernyataan mengejutkan tersebut, disampaikan langsung salah satu personil Evant Organizer (EO) pemilihan Utu-Keke, Marvil Milanisti.
Kepada Telegrafnews, Minggu malam tadi, secara gamblang Marvil menjelaskan, oknum dibalik kecurangan pemilihan Utu-Keke hingga mendapat protes finalis lain adalah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Femmy Pangkerego.
“Saya tekankan, jangan salah kan kami sebagai EO. Karena sejak awal babak pengisian oknum Kadis Pariwisata sudah melakukan intervensi. Dan puncak kecurangan itu, terlihat jelas pada babak lima besar, dimana Kadis melakukan intervensi yang katanya atas permintaan Bupati VAP. Padahal, bupati yang menyaksikan final Utu-Keke tidak pernah memberikan arahan siapa-siapa yang masuk dalam lima besar,” beber Marvil sembari mengatakan siap bertanggungjawab dan menunjukan bukti-bukti kecurangan.
Bentuk kecurangan jelas yang dilakukan oknum Kadis Pariwisata, urai Marvil, itu bisa dilihat dalam pencabutan nomor undi juri, siapa yang nantinya akan memberikan pertanyaan kepada finalis. Skema pencabutan itu sudah diseting, misalnya yang dicabut bukan juri bernomor tiga namun tetap pembaca acara membacakan nomor urut tiga.
BERITA TERKAIT:
“Nomor urut tiga itu jurinya adalah Nono Sulut. Dengan begitu, hanya juri nomor tiga itu saja yang memberikan pertanyaan kepada anak si oknum Kadis. Aneh, masa dari babak pengisihan sampe lima besar, juri nomor tiga yang memberikan pertanyaan terus, sehingga mudah dijawab si anak kadis, dan pertanyaan sudah diseting,” urainya lagi.
Fakta mencengang soal kecurangan terlihat jelas dalam prosesi lima besar. Saat itu, berdasarkan hasil perengkingan sistem aplikasi. Jelas anak si oknum Kadis yakn Justin Kambey tidak masuk dalam lima besar, namun mendadak masuk dan menggeser peserta lain yang nilainya murni.
“Saat itulah Kadis memainkan intervensi dan menyebut atas perintah bupati. Setingan diatur, biar memuluskan anaknya masuk lima besar, mereka memasukan nama Aldo Tangkulung nomor urut 5, Aldo adalah keponakan bupati, namun tak masuk dalam babak 9 besar,” tegas Marvil sembari menekankan siap bertanggngjawab atas keterangannya.
Hinga berita ini dirilis Kepala Dinas Pariwisata Femmi Pangkerego belum berhasil dikonfirmasi soal dugaan kecurangan seperti penuturan anggota EO dalam pemilihan Utu-Keke 2016. (david rumayar/man)
Tidak ada komentar