‎Rektor UNIMA Ikut Perjuangkan Aspirasi Mahasiswa Terkait Hal Ini

FOX News
18 Okt 2016 01:51
2 menit membaca
Aksi demo mahasiswa beberapa waktu lalu (martsindy/telegrafnews)

TELEGRAF- Upaya Rektor Unima Prof DR Julyeta Paula Runtuwene guna memperjuangkan aspirasi dari mahasiswanya di Prodi Kimia dan Fisika FMIPA terjawab.

Pasalnya, Rabu (12/10) pekan lalu, pihak rektorat telah melayangkan surat usulan pembentukan Prodi Geofisika juga mengecek izin Prodi Farmasi, sedangkan Geothermal sendiri diusulkan ke Kemenristek dan Dikti untuk penerbitan nomenklatur.

“Jadi kami sudah membawa berkas pengusulan pembentukan Prodi Geofisika, sedangkan Geothermal sudah diusulkan nomenklaturnya supaya bisa diterbitkan oleh Kemenristek dan Dikti. Begitu juga dengan Prodi Farmasi masih tetap ditunggu izinnya,” ungkap Pembantu Rektor 1 (PR1) Prof DR Deitje Katuuk MPd kepada Telegrafnews.co.

Ketika ditanya mengenai kendala pembentukan Prodi Geothermal? Katuuk menjelaskan, terkendala nomenklatur. Untuk itu Unima sudah mengusulkan untuk pembukaan nomenklatur Prodi Geothermal.

“Jadi kita sekarang tunggu saja bagaimana prosesnya,” ujarnya.

Ketika ditanya asal usul permasalahan pembentukan dua Prodi ini? Ia pun menjelaskan, memang sebelumnya sempat dibuka pendaftaran untuk konsentrasi Farmasi dan konsentrasi Geothermal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat akan tetapi kedua konsentrasi ini dibawah Prodi Kimia dan Fisika.

Seiring berjalannya waktu, mata kuliah yang dimasukkan dalam KRS Prodi Kimia dan Fisika sudah ada sisipan mata kuliah Farmasi maupun Geothermal sebagai kekhususan.

“Misalnya, mata kuliah peminatan Kimia dan Farmasi berbanding 60 dan 40 persen. Jadi yang lebih banyak adalah pelajaran Kimia ketimbang Farmasi. Begitu juga dengan Geothermal, mata kuliahnya hanya sejumlah peminatan,” jelasnya.

Jadi, ada kemungkinan saat menyampaikan dua konsentrasi ini, pimpinan Prodi Kimia dan Fisika salah mengarahkan mahasiswa.

Padahal, menurutnya, konsentrasi hanya pada minatan saja, sejauh mana peminat di dua hal ini yakni Farmasi dan Geothermal. Dengan demikian ruang lingkup menjadi Fisika Geothermal dan Kimia Farmasi.

“Kalau banyak yang minat, seperti Farmasi ini yah kita usulkan jadi Prodi, begitu juga Geothermal jika sudah ada nomenklaturnya. Dan perlu digarisbawahi tidak boleh 100 persen pemberian mata kuliah peminatan Farmasi jika belum jadi Prodi. Yang lebih berbahaya yakni seakan Prodi padahal bukan,” tegas Katuuk.

Sementara itu, sebelumnya mahasiswa Geothermal mengungkapkan, bahwa pada waktu mendaftarkan diri masuk ke Unima, di dalam brosur tercatat bahwa ada penerimaan kuota mahasiswa baru bagi Prodi Geothermal. Akan tetap kenyataannya tidak demikian.

“Waktu kami mendaftar, kami melihat di brosur tercatat bahwa ada Prodi Geothermal. Tapi setelah mulai kuliah, Prodi itu tidak ada ternyata,” urai mahasiswa.

Menanggapi hal tersebut, Katuuk mengatakan akan memeriksa dulu apakah laporan/keluhan mahasiswa itu benar atau tidak. (martsindy rasuh)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *