![]() |
Julyeta Paula Runtuwene (ist) |
TELEGRAF- Rektor UNIMA Julyeta Paula Runtuwene terancam dinonaktifkan dari jabatannya. Menyusul adanya pemberitahuan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengenai pembatalan pelantikan, dalam jumpa pers di Kantor Kemenristekdikti, Jumat (14/10) 2016.
Menurut Nasir, pemilihan rektor di perguruan tinggi negeri tidak masalah. Namun, saat ini pihaknya menemui banyak kesalahan dan harus diperbaiki.
Dia pun membeberkan empat kampus negeri tersebut meliputi; Universitas Negeri Manado (UNIMA), Universitas Musamus Merauke (UNMUS), Universitas Halu Oleo (UHO) dan Universitas Sumatera Utara (USU).
Lanjut Nasir, untuk UNIMA pembatalan rektor terpilih Julyeta Paula Runtuwene karena terlibat pembelajaran kelas jarak jauh. Kegiatan ini melanggar UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
“Kami akan memberikan sanksi tegas pada rektor yang terpilih, apabila terbukti dalam pembelajaran jarak jauh,” ungkapnya.
Natsir pun menjelaskan mekanisme pemilihan rektor meliputi; penjaringan, penyaringan tiga calon dengan suara terbanyak, terakhir dilakukan pelantikan.
“Kami berharap, semua perguruan tinggi negeri taat pada aturan sehingga menghasilkan rektor yang berkualitas,” imbuhnya.
Dikonfirmasikan mengenai hal ini, Ketua LPM Unima RA Mege angkat bicara. Menurutnya, berita itu tidak benar. Rektor UNIMA Julyeta Paula Runtuwene, tidak pernah terlibat dalam pembelajaran kelas jarak jauh.
“Berita itu keliru, yang dimaksudkan Pak Menteri, rektor sebelumnya bukan Prof Paula,” tegasnya.
Dia pun menjelaskan, batal dilantiknya Rektor UNIMA ialah Harold Lumapouw karena membuka kelas jarak jauh.
“Sekali lagi kami tegaskan Prof Paula tidak ada masalah dengan siapa pun. Beliau murni ingin membuat yang terbaik bagi semua stakeholder yang ada di UNIMA secara keseluruhan,” tuturnya. (redaksi/martsindy rasuh)
(Baca Selanjut: Berikut Petikan Wawancara Langsung Paula Soal Pernyataan Menristek)
Tidak ada komentar