|
Rustam ibrahim (ist) |
TELEGRAF– Sejumlah ormas dan LSM yang dimotori Front Pembela Islam (FPI) kembali akan menggelar aksi pada Jumat (4/11) 2016, menuntut Polri segera memenjarakan gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) karena dianggap telah menghina Al Quran. Aksi ini disebut sebagai “Aksi Membela Islam”.
Rencana aksi ini langsung mendapat sentimen negatif dari sejumlah pihak. Apalagi saat ini merupakan momen-momen Pilgub DKI. Aroma politisnya lebih terasa ketimbang karena membela agama. Sudah menjadi rahasia umum, demo selalu ditunggangi oleh kepentingan politik kelompok tertentu.
Ketua Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Rustam Ibrahim mengatakan, warga DKI akan merasa kesal dengan aksi-aksi demo politik. Pasalnya, hal itu akan semakin memanmbah kemacetan Ibukota.
“Dapat dipahami jika warga DKI yang setiap hari berjuang melawan kemacetan, jadi sebal dengan demo-demo soal politik dan kekuasaan yang menambah macet,” kata Rustam kepada Telegrafnews.co, Kamis (27/10) 2016.
Hal ini akan memngurangi simpati warga terhdap cagub yang dekat dengan kelompok-kelompok yang kerap melakukan demo-demo yag cenderung menggunakan kekerasan. Apalagi, demo ini ditunggangi oleh kepentingan politik.
“Makin dekat cagub dengan kelompok-kelompok yang suka aksi-aksi anarkis dan cenderung gubakan kekerasan, tentunya makin kehilangan simpati warga DKI yang cinta damai,” ujarnya. (watir)
Tidak ada komentar