Nuansa Kultural Hiasi Wale Pawowasan Pemilu KPU Minahasa

FOX News
28 Feb 2017 03:53
3 menit membaca
Suasana Rumah Pintar Pemilu KPU Minahasa (ist) 
TELEGRAFNEWS – Rumah Pintar Pemilu (RPP) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Minahasa diresmikan penggunaannya oleh Sekkab Minahasa Jeffry R. Korengkeng mewakili bupati, Jumat (24/02). 
RPP yang  bermuatan bahasa lokal Toulour-Tondano itu diberi nama lokal Wale Pawowasan Pemilu berarti rumah pembelajaran pemilu.
Nuansa kultural melekat pada ruang display Wale Pawowasan Pemilu KPU Minahasa tersebut, terutama terkait kultur demokrasi di Tanah Minahasa.
Menurut Ketua KPU Kabupaten Minahasa Meidy Yafeth Tinangon, muatan display dalam RPP KPU Minahasa tersebut terinspirasi dari ungkapan mantan Ketua KPU RI Almarhum Husni Kamil Manik yang dalam suatu kesempatan kunjungan ke Sulawesi Utara dan membawakan kuliah umum di Universitas Sam Ratulangi Manado, 27 Mei tahun 2016 yang lalu. Kala itu ia mengungkapkan bahwa demokrasi di Indonesia berawal dari Minahasa.
“Almarhum Husni Kamil Manik pernah menegaskan bahwa demokrasi Indonesia awalnya dari Minahasa. Hal ini sangat beralasan karena sebelum Indonesia merdeka tahun 1945, jauh sebelumnya kultur, struktur dan praktek demokrasi telah ada di tanah Minahasa,” ungkap Tinangon.
“Di tingkat desa kita telah lama mengenal pemilihan ukung tu’a atau hukum tua atau kepala desa. Juga struktur lembaga pemusyawaratan tempo dulu di Minahasa telah ada dengan sebutan Dewan Wali Pakasaan yang merupakan forum tertinggi dalam struktur masyarakat Minahasa tempo dulu,” sebutnya.
Kemudian, lanjut Tinangon, di masa Belanda dirombak dan diganti dengan lembaga perwakilan lainnya dengan nama Dewan Minahasa atau Minahasa Raad yang eksis sampai setelah Indonesia merdeka, di mana anggota-anggotanya dipilih melalui Pemilu.
“Pemilu di Minahasa pernah juga dilaksanakan di masa RIS di kala Minahasa masuk dalam Negara Indonesia Timur. Setelah itu kita memasuki masa demokrasi dan Pemilu orde baru hingga kini Pemilu di orde reformasi,” jelas Tinangon.
Tinangon menyebut, atas dasar itulah maka RPP KPU Minahasa berusaha memberikan muatan pembelajaran sejarah demokrasi di Minahasa. Sehingga ditampilkan juga muatan-muatan lokal sejarah demokrasi Minahasa di ruang display. 
Nampak koleksi foto sejarawan muda Bodewijn Talumewo SS terpampang di media display. Juga ada rangkuman sejarah demokrasi Minahasa yang dihimpun dari berbagai literatur. Tak ketinggalan, buku-buku tentang sejarah dan kebudayaan Minahasa terpampang di lemari perpustakaan mini di ruang ‘Baku Beking Pande’.
RPP Wale Pawowasan sendiri dirancang menyesuaikan dengan ketersediaan ruangan dengan memberi nama masing-masing ruangan dengan bahasa lokal. Bagian-bagian ruangan tersebut meliputi ruang tunggu, dengan nama Ruang Sumaba-Sabar (Ruang Bersabar-sabar), ruang display  yang dirancang dengan model jalan lorong dinamakan ‘Lalan Sumekolah Demokrasi’ atau jalan bersekolah demokrasi, ruang simulasi diberi nama ‘Ruang Papendangan-Tou Ngaasan Mapeleng’ yang artinya ruang pembelajaran manusia cerdas memilih dan ruang audio-video yang digabung dengan ruang diskusi serta perpustakaan mini diberi nama Ruang Baku Beking Pande, yang diangkat dari filosofi yang dipopulerkan Tokoh Minahasa HN Ventje Sumual yaitu Baku Beking Pande. (martsindy rasuh)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *