 |
TERABAIKAN: Monumen perjuangan sekaligus maskot Mitra kondisinya tak terawat. (devon/telegrafnews) |
TELEGRAFNEWS – Puluhan tahun berdiri di pusat kota Ratahan, ibu kota Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), monumen patung depan gereja GMIM Dame Tosuraya, tampak tidak terawat.
Pantaun TelegrafNews, kondisi monumen bersejerah sekaligus icon perjuangan pendahulu, kondisinya rusak, terkesan sengaja dibiarkan pemerintah. Padahal, monumen tersebut ditasbihkan sebagai maskot Kabupaten Mitra.
Tokoh masyarakat Mitra Vocke Ompi, secara gamblang menyesalkan kondisi tersebut. Katanya, monumen itu masuk dalam cagar budaya yang harus dijaga dan dirawat.
“Memang monuman hanya benda mati. Namun, itu adalah bukti sumbangsih pendahulu orang Mitra yang punya andil dalam perjuangan melawan penjajah untuk dikenang,” ujar Ompi yang juga legislator DPRD Mitra ini.
Pemerintah apalagi instansi terkait perlu melihat persoalan ini, jangan sibuk mengembangkan infrastruktur lain, sementara aset penting sebagai bukti yang nantinya disampaikan turun temurun ke anak cucu, bahwa Mitra punya andil dalam membentuk negara Indonesia.
“Dinas mana yang menjadi penanggung jawab monumen ini, harus menyeimbangkan dengan pembangunan daerah,” ujar legislator vocal ini.
Kepedulian terhadap sejarah, lanjut Ompi adalah bukti menghormati orang tua kita selain budaya yang ada didaerah ini.
“Kita sebagai orang Mitra jadilah pemikir pejuang dan pejuang pemikir bukan hanya memikirkan pembangunan namun palingkan sedikit untuk memikirkan pejuang,” tutupnya. (devon pondaag)
Tidak ada komentar