Guru Tak Tertib jam Mengajar di Sekolah, Siswa Minahasa Kerap Pulang Duluan

FOX News
18 Feb 2017 09:08
2 menit membaca
Kepala Dinas Pendidikan Minahasa. (ist)
TELEGRAFNEWS – Bukannya memberi teladan, guru dan kepala sekolah (Kepsek) tingkat PAUD, TK. SD maupun SMP di Kabupaten Minahasa, kerap meremahkan jam masuk sekolah. Akibatnya, siswa kerap ambil inisiatif pulang duluan, sebab mereka sering menunggu lama guru mengajar.
“Kepsek kami masuk sekolah datang paling cepat jam 08.00, adakalanya jam 09.00. Apalagi guru kami, ada yang datang nanti disaat jam masuk kelasnya,” ungkap sejumlah siswa SD maupun SMP ketika diwawancarai TelegrafNews.
 
Menurut siswa, kondisi guru dan Kepsek datang terlambat, berdampak pada mereka, dan mereka berinisiatif langsung pulang rumah.
“Buat apa bertahan di sekolah, mendingan pulang karena jam mengajar kerap terlambat, kalau di rumah langsur lapor orang tua,” beber siswa sembari meminta namanya dirahasiakan.

Menindaklanjuti itu, Kepala Dinas Pendidikan Drs Arody Tangkere MAP
menegaskan, kepala sekolah (Kepsek) maupun guru, kiranya memberikan
contoh atau teladan terhadap muridnya, sebab banyak laporan masuk.
“Sidak ke sekolah-sekolah yang ada di Minahasa adalah kewajiban kami. Kalau waktu lalu kami melakukannya di sekolah seputaran Tondano, nantinya akan dilaksanakan di wilayah lain yang ada di Kabupaten Minahasa,” tutur Tangkere.
Sidak ini dilakukan atas dasar melihat sudah sejauh mana perkembangan pendidikan di semua sekolah. Salah satunya pembangunan maupun SDM yang ada di dalamnya.
 
“Kepsek dan para guru harus memberikan yang terbaik guna menghasilkan peserta didik yang unggul. Jika ada temuan, langsung dikenakan sanksi,” tegasnya.
Mengenai perilaku Kepsek dan guru tersebut, Pemerhati Pendidikan Unima DR Donal Matheos Ratu MHum angkat bicara. Menurut Ratu, kebiasaan seperti ini bisa mengakar dan membahayakan anak didik.
 
Mengapa? Karena teladan kurang baik ini jika jadi kebiasaan dan membias ke anak didik akan sangat susah diatur nanti.
 
“Apalagi anak didik seumuran SD dan SMP masih pada taraf pertumbuhan, harusnya Kepsek dan guru jadi teladan bukan mencontohkan hal yang buruk,” tegas Dekan FBS Unima ini. (martsindy rasuh)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *