Banner 17 Agustus

Mitos Investasi Emas yang Masih Banyak Dipercaya

FOX News
6 Okt 2025 06:22
Bisnis 0 10
3 menit membaca

Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global, emas tetap menjadi salah satu instrumen investasi yang populer. Dari zaman kakek nenek, orangtua, hingga generasi milenial dan Gen Z, emas selalu dianggap sebagai aset aman untuk menjaga nilai kekayaan. Bukan tanpa alasan, harga emas cenderung naik setiap tahun, tahan terhadap inflasi, dan bisa diwariskan lintas generasi.

Namun, meski kelebihannya jelas, masih banyak orang yang ragu memulai karena terjebak pada mitos seputar investasi emas. Padahal, sebagian besar mitos tersebut tidak sesuai kenyataan. Yuk, kita bahas satu per satu.

1. Investasi emas harus punya banyak uang

Ini juga salah kaprah. Banyak orang mengira emas hanya bisa dibeli dengan modal jutaan rupiah. Faktanya, kamu bisa mulai berinvestasi emas dari nominal yang sangat kecil. Beberapa platform digital bahkan memungkinkan pembelian mulai 0,01 gram saja.

Artinya, siapa pun bisa menyesuaikan jumlah pembelian dengan kemampuan finansial. Jadi, tunggu apa lagi? Jangan biarkan mitos ini menghalangi langkahmu untuk mulai menabung emas.

2. Emas susah dibeli, disimpan, dan dijual

Dulu, mungkin benar kalau membeli emas hanya bisa di toko tertentu dan menyimpannya harus di brankas. Tapi sekarang? Jauh lebih mudah.

– Beli emas bisa lewat toko emas di mall, pasar, atau bahkan aplikasi digital.

– Simpan emas bisa di brankas pribadi, brankas bank, atau cukup dalam bentuk digital yang aman.

– Jual emas juga tidak ribet. Tinggal klik di aplikasi atau datangi toko emas terdekat.

Jadi, mitos emas itu sulit dikelola sudah tidak relevan di era digital.

3. Emas harus berbentuk perhiasan atau batangan

Memang, bentuk emas yang paling dikenal adalah perhiasan dan emas batangan. Tapi itu bukan satu-satunya pilihan. Kini sudah ada emas digital, lebih praktis dan tidak ribet.

Dengan emas digital, kamu bisa beli, simpan, bahkan jual hanya lewat smartphone. Kalau sewaktu-waktu butuh emas fisik, tinggal cetak dan kirim ke rumah. Praktis, aman, dan fleksibel.

4. Emas memiliki risiko tinggi

Setiap investasi tentu ada risikonya, tapi tingkat risiko berbeda-beda. Investasi emas justru masuk kategori risiko konservatif, alias paling aman dibanding saham atau reksa dana.

Emas bahkan dikenal sebagai safe haven, instrumen yang cenderung stabil ketika ekonomi atau geopolitik sedang goyah. Jadi, kalau tujuanmu menjaga nilai aset daripada mengejar cuan besar dalam waktu cepat, emas adalah pilihan yang tepat.

5. Investasi Emas Cuma Buat Orang Tua

Banyak anak muda merasa emas itu “investasi jadul”. Padahal, justru emas bisa jadi pondasi yang kuat sebelum mencoba instrumen lain yang lebih berisiko. Misalnya, kamu bisa alokasikan sebagian tabungan ke emas untuk kestabilan, lalu sebagian lagi ke saham atau reksa dana untuk pertumbuhan.

Dengan begitu, portofolio investasimu jadi seimbang, ada yang aman, ada juga yang berpotensi tinggi.

Sekarang kamu sudah tahu kan, mitos-mitos seputar investasi emas itu tidak sepenuhnya benar? Faktanya, emas aman, terjangkau, fleksibel, dan relevan untuk semua generasi.

Apalagi di era digital, investasi emas online bikin segalanya jadi lebih praktis. Kamu bisa mulai dengan nominal kecil, langsung dari smartphone, tanpa ribet urus penyimpanan. Jadi, jangan tunda lagi. Saatnya buktikan sendiri bahwa emas bukan sekadar investasi kuno, tapi pilihan cerdas untuk masa depan.

Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi harga emas serta memanfaatkan kemudahan emas digital, kamu bisa mulai membangun portofolio investasi sejak dini. Kuncinya adalah konsisten, sabar, dan cermat membaca momentum.

Apakah kamu sudah punya alokasi emas dalam portofolio? Jika belum, yuk mulai investasi mulai investasi emas online di neobank dari Bank Neo Commerce. Kamu bisa berinvestasi kapan saja dengan mudah dan murah.

Download aplikasi neobank di PlayStore atau App Store. Buka Neo Emas di neobank sekarang. Kunjungi link Neo Emas untuk info detail dan terbaru tentang Neo Emas.

***

PT Bank Neo Commerce Tbk berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia (BI), serta merupakan bank peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artikel ini juga tayanh di vritimes