5 Negara Pemegang Bitcoin Terbesar di Dunia (Dan Cara Mereka Mendapatkannya)

FOX News
7 Jul 2025 09:10
Bisnis 0 4
3 menit membaca

Jika melihat nilai historisnya, Bitcoin telah terbukti sebagai salah satu yang memiliki nilai yang sangat kuat. Melalui laman harga dari Bybit, dapat kita lihat bahwa harga Bitcoin selalu berhasil pulih dan bahkan mencetak rekor-rekor all-time-high baru.

Daya tarik Bitcoin juga telah menarik perhatian tidak hanya dari investor institusi dan ritel saja, tetapi juga beberapa pemerintahan dan negara di dunia. Ternyata, beberapa negara kini secara aktif memiliki cadangan BTC dalam jumlah besar. Sumbernya bermacam-macam, mulai dari hasil penyitaan kasus kejahatan, donasi internasional, hingga yang dihasilkan dari aktivitas mining nasional. Berikut lima negara dengan cadangan Bitcoin terbesar di dunia dan bagaimana mereka mengumpulkannya.

Amerika Serikat – 207.000 BTC

Amerika Serikat memegang sekitar 207.189 BTC, menjadikannya negara dengan kepemilikan Bitcoin terbesar secara resmi. Mayoritas kepemilikan ini berasal dari hasil penyitaan dalam kasus-kasus besar seperti Silk Road dan Bitfinex. 

Pemerintah AS sering melelang sebagian aset sitaan tersebut, namun sebagian besar masih disimpan dalam cadangan nasional. Seiring berkembangnya peran Bitcoin, pemerintah AS juga mulai mempertimbangkan aspek strategisnya melalui pembahasan dan penerapan berbagai RUU negara. Presiden Trump bahkan telah dikabarkan mendukung posisi Bitcoin sebagai aset strategis pada awal 2025.

China – 194.000 BTC

Meski memberlakukan pelarangan terhadap perdagangan aset kripto, China ternyata menyimpan sekitar 194.000 BTC yang sebagian besar berasal dari penyitaan atas aktivitas ilegal di dalam negeri. 

Ironisnya, meski larangan ini berlaku, China tetap menjadi pemain besar melalui cadangan hasil penegakan hukum dan pengaruhnya terhadap industri mining global.

Inggris – 61.000 BTC

Inggris berada di posisi ketiga dengan memegang sekitar 61.000 BTC, yang sebagian besar diperoleh dari penyitaan dalam kasus kejahatan digital serta pencucian uang. Otoritas keuangan Inggris telah menetapkan jalur hukum yang memungkinkan konversi aset kripto menjadi bagian dari proses pemulihan kekayaan negara.

Ukraina – 46.000 BTC

Ukraina telah mendapatkan lebih dari 46.000 BTC dalam konfliknya dengan Rusia, sebagian besar dari donasi masyarakat internasional dan komunitas kripto global. Selain itu, pemerintah Ukraina juga menyita sejumlah BTC dalam beberapa operasi keamanan nasional. Negara ini termasuk yang paling terbuka terhadap legalisasi aset digital.

Bhutan – 13.000 BTC

Banyak yang tidak tahu, namun Bhutan telah mengumpulkan sebesar 13.000 BTC melalui aktivitas mining-nya yang menggunakan energi hidroelektrik. Sebuah pencapaian besar untuk negara di wilayah Asia.

Negara kecil yang terletak di dekat pegunungan Himalaya ini telah melakukan mining secara diam-diam sejak beberapa tahun lalu, dan baru terungkap ke publik pada 2023. Strategi ini menjadikan Bhutan salah satu dari beberapa negara yang menambang Bitcoin secara efisien dan ramah lingkungan.

Kelima negara ini menunjukkan bahwa Bitcoin telah melampaui statusnya sebagai aset spekulatif. Ia kini mulai masuk ke ranah kebijakan fiskal dan geopolitik. Sementara itu, negara seperti El Salvador, meskipun cadangannya jauh lebih kecil (~6.000 BTC), tetap dikenal sebagai pionir dalam menjadikan Bitcoin sebagai legal tender sejak 2021.

Dengan berbagai cara dan pendekatan, Bitcoin kini telah menjadi bagian dari strategi ekonomi nasional. Adopsinya terus berkembang, tak hanya di sektor swasta, tapi juga di tingkat negara.

Artikel ini juga tayanh di vritimes