![]() |
Ratumbanua Miangas, Eksam Larengo Pitaratu. (rey/telegrafnews) |
TELEGRAF- Ratumbanua (Ketua Adat) Miangas, Talaud, Eksam Larengo Pitaratu mengatakan, adat budaya merupakan bagian kehidupan manusia.
Sehingga, sebagai wujud identitas diri suatu masyarakat adat budaya, katanya, memiliki peranan penting dalam menjaga keteraturan dan kelangsungan hidup masyarakat.
“Adat budaya itu bagian dari kehidupan manusia. Sebagai perwujudan identitas diri suatu masyarakat serta berperan untuk menjaga keteraturan dan keberlanjutan hidup masyarakat itu,” ujar Ratumbanua, saat berbincang dengan Telegrafnews.co, di Melonguane.
Dirinya menyadari, terbukanya akses telekomunikasi dan transportasi dengan dioperasikannya bandara Miangas membuat arus pergerakan orang dari dan ke Miangas ke depan akan terus meningkat.
Menurutnya, warga setempat pun dipastikan akan terkontak dengan budaya-budaya luar, yang membawa pengaruh bisa positif maupun negatif.
“Di sinilah tantangan bagi kita. Apakah kita akan membiarkan adat istiadat kita tergerus dan hilang sehingga identitas kita sebagai warga Miangas juga turut hilang? Ataukah sebaliknya kita tetap menghadapi perubahan-perubahan dengan tetap berdiri kokoh pada adat istiadat kita?” ungkapnya.
Menurutnya, perubahan pesat yang terjadi dewasa ini, tidak menafikan peran adat sebagai penjaga keteraturan dan kelangsungkan hidup bersama.
Dia mencontohkan, tradisi adat Manengke Tambore, Mangui Mamariwu Soa (memukul tambor keliling kampug sambil teriakan ‘Jangan Ikuti Saya’) dan Malaha Tata Wanua (memberi makan bagi pentua kampung oleh mereka yang tertangkap basah berselingkuh atau berhubungan gelap di luar nikah).
Tradisi itu, katanya adalah warisan leluhur untuk melawan hal-hal buruk dalam masyarakat sehingga kehidupan masyarakat diberkati. Apalagi di tengah tren hugel (hubungan gelap) atau perselingkuhan serta pergaulan bebas yang terus meningkat dewasa ini.
(Baca juga: Ini Penegasan Tetua Adat Miangas Soal Larangan Perkawinan Poliandri)
“Selain itu, budaya-budaya lain seperti Manami atau menangkap ikan dengan janur kelapa (orang Kakorotan menyebutnya Manee dan Maniu oleh orang Karatung) juga akan terus kita lestarikan dan kembangkan sebagai satu potensi wisata disamping wisata alam Miangas yang indah,” ujarnya. (reynaldus atapunang)
Tidak ada komentar